Langsung ke konten utama

dinding

pada sebuah dinding kutemukan selembar soneta
sajak tentang kehangatan tanpa silsilah
cinta yang diselimuti gumpalan gumpalan rindu
dendam dalam bentangan jarak dan waktu

bunga dibiarkan liar tanpa kekangan
menyingkap kelopak api berselimut bara
membakar sayap sayap kering lebah menggelepar
bersama dalam irama kidung asmara yang tertumpah

tali temali diikatkan tanpa simpul
melilit garis garis patah tanpa celah
menjelma sebentuk busur tanpa anak panah

jemari melukis pecahan mimpi
janji janji yang tak pernah diikatkan
hanya pada malam genggaman dieratkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya

bermuda

rasaku selalu seperti air terus mengalir dan kamu sering menjadi angin ada saatnya mati dan dingin tetapi rindu adalah ombak mendebur pantai dan karang menyisir pasir, hatimu dan jantungku berdesir