Langsung ke konten utama

perahu kita akan terus berlayar

perahu kita masih terus berlayar
dihimpit badai menjejak gelombang
dengan sebelah layar yang mungkin
sengaja kulobangi dengan sayatan sayatan
belati robek juga hatimu

kemudinya
patah atau mungkin sengaja kupotong?
terombang ambing tak terarah
terhisap pusaran waktu
terperangkap dalam segitiga segitiga

perahu kita masih terus berlayar
mencoba melawan arus yang berputar
dengan sebelah lambungnya yang mungkin
sengaja kubuat retak dengan pukulan pukulan
dusta remuk pula dirimu

dan dengan cinta dan tulusmu
kau jahit juga layar itu
kau sumbat kembali retakan itu
kau sambung kemudi itu dan
perahu kita akan terus berlayar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam

Aku belajar pada malam Tentang waktu yang melambat Tentang hati yang tercekat Tentang purnama Tentang menunggu dan kesabaran Tentang dingin dan penantian *** (Purnama itu selalu, walau jauh disana, walau hanya terlihat sebagian saja) Rangkasbitung, 03022023

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya

meteor purba

rembulan mengendap menyambut pekat awan gelap yang pengap mengamini naluri yang gagap dingin membeku tanpa rindu hanya deru perselisihan batu yang gagu lalu sudut hatiku meremang ketika cahayamu gamang merentang dadaku bergelinjang cahayamu kirana adalah meteor purba menyala dalam hampa membakar semesta rasa