Langsung ke konten utama

meteor purba

rembulan mengendap
menyambut pekat
awan gelap yang pengap
mengamini naluri yang gagap

dingin membeku
tanpa rindu
hanya deru
perselisihan batu yang gagu

lalu sudut hatiku meremang
ketika cahayamu gamang
merentang
dadaku bergelinjang

cahayamu kirana
adalah meteor purba
menyala dalam hampa
membakar semesta rasa







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam

Aku belajar pada malam Tentang waktu yang melambat Tentang hati yang tercekat Tentang purnama Tentang menunggu dan kesabaran Tentang dingin dan penantian *** (Purnama itu selalu, walau jauh disana, walau hanya terlihat sebagian saja) Rangkasbitung, 03022023

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya