Langsung ke konten utama

meteor purba

rembulan mengendap
menyambut pekat
awan gelap yang pengap
mengamini naluri yang gagap

dingin membeku
tanpa rindu
hanya deru
perselisihan batu yang gagu

lalu sudut hatiku meremang
ketika cahayamu gamang
merentang
dadaku bergelinjang

cahayamu kirana
adalah meteor purba
menyala dalam hampa
membakar semesta rasa







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya

bermuda

rasaku selalu seperti air terus mengalir dan kamu sering menjadi angin ada saatnya mati dan dingin tetapi rindu adalah ombak mendebur pantai dan karang menyisir pasir, hatimu dan jantungku berdesir