Langsung ke konten utama

dalam lumpur gelap (aku dan kamu)

aku pernah tersesat
dalam pekat yang menjerat
lebih kelam dari hitam
langkah langkahku israil
selalu berjalan dalam gelap yang gigil

dan kamu adalah lentera
sempat tercebur kedalam lumpur
lalu dengan pelukan lengan kokohnya
lumpur itu menenggelamkanmu
membuatmu lebur dalam tumpahan anggur

aku masih israil
dalam langkah langkah hitamku yang gigil
dan pada lumpur yang sama aku tenggelam
tanpa akar yang mampu kugenggam
ketika semburat cahayamu menerpa

lalu aku mendekat
dalam jarak yang tepat aku telanjang
membiarkanmu mengusap kulit kulit lara
memohonmu membelai batang batang nestapa
berharap cahayamu menghangati sepi

dan kamu pun telanjang
mengijinkanku mengintimi tubuh tubuh ngilu
meraba bekas bekas luka
menjamah ceruk ceruk masa lalu
dan menatap lekuk lekuk jatidiri

kemudian aku mengerti
kamu tetap sebuah lentera
selalu bercahaya, tetapi
bagiku kamu tetap seperti puisi
indah tapi tak bisa sepenuhnya kupahami

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya

bermuda

rasaku selalu seperti air terus mengalir dan kamu sering menjadi angin ada saatnya mati dan dingin tetapi rindu adalah ombak mendebur pantai dan karang menyisir pasir, hatimu dan jantungku berdesir