Langsung ke konten utama

terjatuh dipersimpangan waktu

hari sangat perawan
memoles senyum mengembang keindahan
menyeret lelaki hijau setumpul belati karatan
dalam pelukan pelangi malam yang melenakan

lelaki itu terkesima
melupakan ayat ayat kehidupan
membaur bersama kelam
menyisikan titian membelakangi masa depan

sesaat sebelum awal persimpangan
waktu yang menentukan esoknya
ia terjatuh menghempaskan mimpi
sehancur serpihanserpihan tai gergaji

masih terasa nyeri ketika terbangun
menjumput seserpih mimpi tergenggam
sepenuh hati mencoba menjaganya dan
menegakkan langkah sebelum mampu mendaki
sekali lagi


Rangkasbitung pertengahan April 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam

Aku belajar pada malam Tentang waktu yang melambat Tentang hati yang tercekat Tentang purnama Tentang menunggu dan kesabaran Tentang dingin dan penantian *** (Purnama itu selalu, walau jauh disana, walau hanya terlihat sebagian saja) Rangkasbitung, 03022023

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya

meteor purba

rembulan mengendap menyambut pekat awan gelap yang pengap mengamini naluri yang gagap dingin membeku tanpa rindu hanya deru perselisihan batu yang gagu lalu sudut hatiku meremang ketika cahayamu gamang merentang dadaku bergelinjang cahayamu kirana adalah meteor purba menyala dalam hampa membakar semesta rasa