aku memiliki sebuah bayangan
imajinasi yang meruntuhkan nalar
dan menghadirkanmu dalam tiduran
aku terlelap
kemudian ketika aku terjaga
bayangan itu telah merayu kesadaran
meyakinkan ini bukan hanya sebuah bayangan
aku merasakanmu tidak sebagai sesosok bayang
aku menikmati keberadaanmu
keberadaan yang kau titipkan pada angin
keberadaan yang kau sertakan bersama cahaya
menjadi pemantik api
bahkan aku merasakan keberadaanmu dalam gerimis
menjelma embun di ujung ujung rambutku yang tipis
lebih sejuk dari awan halimun yang meniris
aku mengerti
waktu tak mau menunggu
tak sempat mengantarmu padaku belasan tahun lalu
tetapi, aku telah katakan pada waktu
jika dia mampu mengantarku padamu
mungkin belasan tahun kedepan
atau puluhan tahun kedepan
aku tidak hanya akan memiliki bayangan
setiap detak nadimu
setiap helai rambutmu
setiap desah nafasmu
setiap derak tulangmu
setiap pori pori kulitmu
setiap derai tawamu
setiap rintihanmu
setiap tatapanmu
adalah keseharianku
menjadi temanku melukis senja
lalu aku akan memeluk pundakmu
menggamit lenganmu dan menggenggam jemarimu
menemanimu menikmati seluruh waktu yang tersisa
hingga senja berakhir dan nafas berhenti mengalir
imajinasi yang meruntuhkan nalar
dan menghadirkanmu dalam tiduran
aku terlelap
kemudian ketika aku terjaga
bayangan itu telah merayu kesadaran
meyakinkan ini bukan hanya sebuah bayangan
aku merasakanmu tidak sebagai sesosok bayang
aku menikmati keberadaanmu
keberadaan yang kau titipkan pada angin
keberadaan yang kau sertakan bersama cahaya
menjadi pemantik api
bahkan aku merasakan keberadaanmu dalam gerimis
menjelma embun di ujung ujung rambutku yang tipis
lebih sejuk dari awan halimun yang meniris
aku mengerti
waktu tak mau menunggu
tak sempat mengantarmu padaku belasan tahun lalu
tetapi, aku telah katakan pada waktu
jika dia mampu mengantarku padamu
mungkin belasan tahun kedepan
atau puluhan tahun kedepan
aku tidak hanya akan memiliki bayangan
setiap detak nadimu
setiap helai rambutmu
setiap desah nafasmu
setiap derak tulangmu
setiap pori pori kulitmu
setiap derai tawamu
setiap rintihanmu
setiap tatapanmu
adalah keseharianku
menjadi temanku melukis senja
lalu aku akan memeluk pundakmu
menggamit lenganmu dan menggenggam jemarimu
menemanimu menikmati seluruh waktu yang tersisa
hingga senja berakhir dan nafas berhenti mengalir
Komentar