Langsung ke konten utama

repih

aku tatal kayu jati yang tercecer di pinggir setapak
kampak waktu menyerpihkanku
seperti ayunan ibrahim didada Sin
melemparku ke semak semak
ditepi jurang bersama pecahan dadanya

aku terggigil menatap jantung Sin
di bilik kanannya ada kamu tersenyum kepadaku
memintaku menuang anggur kedalam cawan
lalu minum bersamamu

didalam semak antara jurang dan setapak
aku tersungkur lalu kamu mendekapku hampir lebur
dan ketika kutatap hatimu
aku terisak serak hampir berteriak
tak kutemukan Kalijaga disana

aku lusuh ditepi jurang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya

bermuda

rasaku selalu seperti air terus mengalir dan kamu sering menjadi angin ada saatnya mati dan dingin tetapi rindu adalah ombak mendebur pantai dan karang menyisir pasir, hatimu dan jantungku berdesir