Langsung ke konten utama

patah

masa lalu itu menggigit
tak sudah mengunyah ngunyah perasaan
mengecup kulit kulit kenangan
mengulum batang batang ingatan
yang perkasa tegak di rongga kepala

masa lalu itu mencubit
menggelitik
menggerayangi titik titik rawan
membelai rambut rambut sanubari
lembut seperti cinta sang perawan

masa lalu itu menerkam
mencabik cabik kesadaran
merobek robek keyakinan
merencah susunan tulang belakang
dan melumpuhkan seluruh persendian

lalu dia hanya bisa mengalir
mengikuti desir yang berpasir
membasuh nafsu yang lusuh
tanpa embun di sahara
tetesan darah telah berujung melankolia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya

fantaisie

aku memiliki sebuah bayangan  imajinasi yang meruntuhkan nalar dan menghadirkanmu dalam tiduran aku terlelap kemudian ketika aku terjaga bayangan itu telah merayu kesadaran meyakinkan ini bukan hanya sebuah bayangan aku merasakanmu tidak sebagai sesosok bayang aku menikmati keberadaanmu keberadaan yang kau titipkan pada angin keberadaan yang kau sertakan bersama cahaya menjadi pemantik api bahkan aku merasakan keberadaanmu dalam gerimis menjelma embun di ujung ujung rambutku yang tipis lebih sejuk dari awan halimun yang meniris aku mengerti waktu tak mau menunggu tak sempat mengantarmu padaku belasan tahun lalu tetapi, aku telah katakan pada waktu jika dia mampu mengantarku padamu mungkin belasan tahun kedepan atau puluhan tahun kedepan aku tidak hanya akan memiliki bayangan setiap detak nadimu setiap helai rambutmu setiap desah nafasmu setiap derak tulangmu setiap pori pori kulitmu setiap derai tawamu setiap rintihanmu setiap tatapanmu adalah k...