Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

repih

aku tatal kayu jati yang tercecer di pinggir setapak kampak waktu menyerpihkanku seperti ayunan ibrahim didada Sin melemparku ke semak semak ditepi jurang bersama pecahan dadanya aku terggigil menatap jantung Sin di bilik kanannya ada kamu tersenyum kepadaku memintaku menuang anggur kedalam cawan lalu minum bersamamu didalam semak antara jurang dan setapak aku tersungkur lalu kamu mendekapku hampir lebur dan ketika kutatap hatimu aku terisak serak hampir berteriak tak kutemukan Kalijaga disana aku lusuh ditepi jurang

fantaisie

aku memiliki sebuah bayangan  imajinasi yang meruntuhkan nalar dan menghadirkanmu dalam tiduran aku terlelap kemudian ketika aku terjaga bayangan itu telah merayu kesadaran meyakinkan ini bukan hanya sebuah bayangan aku merasakanmu tidak sebagai sesosok bayang aku menikmati keberadaanmu keberadaan yang kau titipkan pada angin keberadaan yang kau sertakan bersama cahaya menjadi pemantik api bahkan aku merasakan keberadaanmu dalam gerimis menjelma embun di ujung ujung rambutku yang tipis lebih sejuk dari awan halimun yang meniris aku mengerti waktu tak mau menunggu tak sempat mengantarmu padaku belasan tahun lalu tetapi, aku telah katakan pada waktu jika dia mampu mengantarku padamu mungkin belasan tahun kedepan atau puluhan tahun kedepan aku tidak hanya akan memiliki bayangan setiap detak nadimu setiap helai rambutmu setiap desah nafasmu setiap derak tulangmu setiap pori pori kulitmu setiap derai tawamu setiap rintihanmu setiap tatapanmu adalah keseh

MI Muhammadiyah... Sumberku

telah tiba masa aku meneruskan langkah menambah isi bekalku menuju sebuah hari yang cerah enam tahun atapmu menaungiku jiwa jiwa malaikat dalam tubuhmu yang kuat mendidik senyaman pangkuan ayah membimbing selembut belaian ibu memapah langkah langkah kecil dan belum terarah membekali akhlak dan ilmu untuk masa depanku aku telah siap menapaki undakan dibawah atap baru memperbanyak isi perbekalan hingga kugapai langit biru ketika tiba masanya mata dunia memandang aku, mereka tahu MIM Sumber telah menanam pondasi yang kokoh didadaku

serigala

wanita itu pernah menjelma serigala saat seharusnya ia menjadi anjing gembala menjaga mimpi yang tersandar dipundak ringkihnya menggapai puncak bendera yang berkibar ia tidak berbulu domba atau rusa hanya rangkaian bunga diubun ubun sebagai mahkota yang dengan rangkaian bunga itu ia terjerat memangsa tak lagi bermimpi, ia mencabikcabik daging segar mengikuti gelegak merah darah muda sepuasnya dalam balutan sutera ia berkelana menjelajahi padang rumput dan hutan belantara bahkan sering juga menyinggahi menara menara untuk memuasi lapar dan dahaga yang tak pernah habis dan selalu membuatnya lupa lalu lucifer dengan setia menemani tanpa banyak syarat dia mengajari cara tercepat menerkam membunuh dan menghancurkan mangsa yang sebenarnya masa depannya sendiri Rangkasbitung Juni 2013