Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

patah

masa lalu itu menggigit tak sudah mengunyah ngunyah perasaan mengecup kulit kulit kenangan mengulum batang batang ingatan yang perkasa tegak di rongga kepala masa lalu itu mencubit menggelitik menggerayangi titik titik rawan membelai rambut rambut sanubari lembut seperti cinta sang perawan masa lalu itu menerkam mencabik cabik kesadaran merobek robek keyakinan merencah susunan tulang belakang dan melumpuhkan seluruh persendian lalu dia hanya bisa mengalir mengikuti desir yang berpasir membasuh nafsu yang lusuh tanpa embun di sahara tetesan darah telah berujung melankolia

debu

telah kuabaikan waktu dengan tidur yang terlalu lama sekian lama aku hidup dalam impian ketika aku terjaga waktu telah terpenggal tertinggal terlalu banyak yang terlewatkan debu debu telah meluluri wajah memburamkan pandangan melumuri liur dan memenuhi kerongkongan debu yang beterbangan dalam arena perlombaan terpaksa harus kutelan

simpang

beberapa waktu yang lalu disimpang cahaya dan kelam pada garis tipis senja dan malam aku mengenalmu mengajakmu bercerita tentang angin yang membadai ombak laut dan perahunya tentang darah dan luka luka yang nyaris sama pernah menggores telapak kakimu langkah langkahmu hampir patah dan darah memburamkan pelangi yang indah kita juga bicara tentang langit dan bintang langit yang terkadang tersaput awan menutupi cahaya yang seharusnya gemintang tentang mimpi yang terselubung lalu sekali lagi disimpang ini aku termangu haruskah aku melepasmu atau bisakah kita bersama memadukan mimpi yang tak satu