langit sedikit redup
bersama aroma kopi berbau kentut
terminal tua itu terlarut
mungkin teringat pada pantat pantat kenyal
remaja yang tiap hari asik dirabainya
atau pada punggung punggung belia yang dulu
bersandar dan mesra diciuminya
juga pada khas wangi sopir dan kernetnya
angin mempercepat lajunya
tertusuk dagu rapuhnya semakin dalam lukanya
tercabut juga sehelai gentingnya
atap yang dulu menaungi kegagahannya
juga jiwa jiwa yang butuh keteduhannya
dari derasnya hujan dan panasnya isi kepala
kini...
dalam sepi ia meratap sendiri
hanya gerobak tua yang selalu lembut dibelainya dan
alunan pujianpujian padaNya mendekap setiap gigil malamnya
terselimuti aroma dupa dari sebuah vihara
juga tua
aku..
hanya bisa menitip berita pada
sepasang merpati yang bercengkrama
'terminal baru itupun terabai takberguna'
bersama aroma kopi berbau kentut
terminal tua itu terlarut
mungkin teringat pada pantat pantat kenyal
remaja yang tiap hari asik dirabainya
atau pada punggung punggung belia yang dulu
bersandar dan mesra diciuminya
juga pada khas wangi sopir dan kernetnya
angin mempercepat lajunya
tertusuk dagu rapuhnya semakin dalam lukanya
tercabut juga sehelai gentingnya
atap yang dulu menaungi kegagahannya
juga jiwa jiwa yang butuh keteduhannya
dari derasnya hujan dan panasnya isi kepala
kini...
dalam sepi ia meratap sendiri
hanya gerobak tua yang selalu lembut dibelainya dan
alunan pujianpujian padaNya mendekap setiap gigil malamnya
terselimuti aroma dupa dari sebuah vihara
juga tua
aku..
hanya bisa menitip berita pada
sepasang merpati yang bercengkrama
'terminal baru itupun terabai takberguna'
Komentar