Langsung ke konten utama

jalan yang hilang

drew..
waktu pertama kita ciptakan jalan itu
kita begitu riang. bergandeng tangan meremas harapan
aku tak lagi ingat betapa perdu menggores dada
berapa duri terinjak dampal kaki juga tetesan keringat di dagu kita
waktu itu lungkrah dan lelah belum memperkenalkan diri

tiba tiba kita sampai di tanah gambut
tempat yang kukira tepat menyemai benih benih yang lembut
lutut kita laput

waktu itu kamu mengingatkanku untuk tidak terburu
kamu takut akar tanaman kita mudah tercerabut

aku alpa
bukan meranti atau ramin yang aku tancapkan
hanya kantil dalam hati yang dekil

tetapi drew..
kita sudah berada disana sekian lama
dan aku lupa membuat peta
jalan yang kita ciptakan dulu kini hanya tanjakan dan tikungan
mengelilingi semak perdu
melingkar lingkar di bibirmu




Komentar

Postingan populer dari blog ini

meteor purba

rembulan mengendap menyambut pekat awan gelap yang pengap mengamini naluri yang gagap dingin membeku tanpa rindu hanya deru perselisihan batu yang gagu lalu sudut hatiku meremang ketika cahayamu gamang merentang dadaku bergelinjang cahayamu kirana adalah meteor purba menyala dalam hampa membakar semesta rasa

Malam

Aku belajar pada malam Tentang waktu yang melambat Tentang hati yang tercekat Tentang purnama Tentang menunggu dan kesabaran Tentang dingin dan penantian *** (Purnama itu selalu, walau jauh disana, walau hanya terlihat sebagian saja) Rangkasbitung, 03022023