Langsung ke konten utama

cerita seorang lelaki tua

kawan
temani aku memindai hari hariku yg tlah lalu
hari hari yang kulewati tidak denganmu
yang melelahkan dan menyenangkan
yang membuatku terlena terbuai dunia

kawan
dengarkan keluh kesah yang resah
jiwa yang lelah dengan sedikit harapan

kawan
maafkan ketakpedulianku
saat hari-hari emasku
terlalu lupa untuk menyertakanmu
terlalu sibuk dengan diriku

kawan
inilah aku sekarang
tergeletak di pembaringan
dan ternyata
hanya ada engkau yang datang



(untuk om Arifin Tanuwijaya; happy new year jalan masih lebar terbentang di depan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya

bermuda

rasaku selalu seperti air terus mengalir dan kamu sering menjadi angin ada saatnya mati dan dingin tetapi rindu adalah ombak mendebur pantai dan karang menyisir pasir, hatimu dan jantungku berdesir