Langsung ke konten utama

keterlaluan?

kabut masih menelungkup menikmati
sisa pergumulan dengan tanah semalam
bangun kesiangan
seorang lelaki asik memainkan cangkulnya
memangkur tanah majikan sekeras garis nasibnya

semesta nestapa melingkarinya
ditindih beban dicumbui kesengsaraan
lengan gemetar digelayuti kemiskinan
jiwa menggeletar selalu disetubuhi penderitaan
perih menciumi seluruh lekukan hidupnya
semakin tak berdaya

matahari bangun sedikit kesiangan
memberi hangat dan sedikit harapan
dalam lelehan keringat muncul sebuah tanya
"kapan bisa beristri dua?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam

Aku belajar pada malam Tentang waktu yang melambat Tentang hati yang tercekat Tentang purnama Tentang menunggu dan kesabaran Tentang dingin dan penantian *** (Purnama itu selalu, walau jauh disana, walau hanya terlihat sebagian saja) Rangkasbitung, 03022023

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya