Langsung ke konten utama

belatung neraka

perasaan itu kembali mempermainkanku
menyelinap diantara tulang tulang igaku yang kerontang
menyergap
mengkoyak-koyak seonggok hati yang telah sekian lama
membusuk dikerumuni belatung belatung neraka

bahkan menghunus kampaknya
yang bermata dua memberi pesan dia bisa mrnghancurkan segala
yang bermain mendekatinya

dan aku tak peduli
dengan pongah menantangnya
yang sesungguhnya tak punya nyali

perasaan atau aku yang tak bernyali
aku juga tak peduli
nyatanya dia tak membiarkanku lari dan aku
tak mencegahnya berhenti

kembali belatung belatung itu yang menang
membawa pulang seonggok hati ke neraka untuk
mereka adakan pesta pora
sambil mendengarkan kidung pujian
senandung tuan tuan besar mereka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam

Aku belajar pada malam Tentang waktu yang melambat Tentang hati yang tercekat Tentang purnama Tentang menunggu dan kesabaran Tentang dingin dan penantian *** (Purnama itu selalu, walau jauh disana, walau hanya terlihat sebagian saja) Rangkasbitung, 03022023

Y

mungkin kamu hendak menopang langit dengan kedua lenganmu yang tak pernah gamit atau kamu ingin sampaikan kemenangan atas sengatan sengatan takdir yang tak sepadan mungkin kamu adalah jalan lurus yang tiba tiba bercabang atau ketapel yang sesekali melontar kelengkeng madu kali yang lain batu dan inis bambu tetapi kamu bukan huruf yang sepenuhnya mati kamu sering ada dan terbawa dalam kata kata yang didalamnya kamu tak ada seperti mimpi mimpi indahku tentangnya