perasaan itu kembali mempermainkanku
menyelinap diantara tulang tulang igaku yang kerontang
menyergap
mengkoyak-koyak seonggok hati yang telah sekian lama
membusuk dikerumuni belatung belatung neraka
bahkan menghunus kampaknya
yang bermata dua memberi pesan dia bisa mrnghancurkan segala
yang bermain mendekatinya
dan aku tak peduli
dengan pongah menantangnya
yang sesungguhnya tak punya nyali
perasaan atau aku yang tak bernyali
aku juga tak peduli
nyatanya dia tak membiarkanku lari dan aku
tak mencegahnya berhenti
kembali belatung belatung itu yang menang
membawa pulang seonggok hati ke neraka untuk
mereka adakan pesta pora
sambil mendengarkan kidung pujian
senandung tuan tuan besar mereka
menyelinap diantara tulang tulang igaku yang kerontang
menyergap
mengkoyak-koyak seonggok hati yang telah sekian lama
membusuk dikerumuni belatung belatung neraka
bahkan menghunus kampaknya
yang bermata dua memberi pesan dia bisa mrnghancurkan segala
yang bermain mendekatinya
dan aku tak peduli
dengan pongah menantangnya
yang sesungguhnya tak punya nyali
perasaan atau aku yang tak bernyali
aku juga tak peduli
nyatanya dia tak membiarkanku lari dan aku
tak mencegahnya berhenti
kembali belatung belatung itu yang menang
membawa pulang seonggok hati ke neraka untuk
mereka adakan pesta pora
sambil mendengarkan kidung pujian
senandung tuan tuan besar mereka
Komentar